Langsung ke konten utama

PROFIL KOTA BOGOR




oleh Syifa Nashella R.A (3614100071) 




Kota dengan julukan Kota Hujan ini memiliki banyak cerita unik di dalamnya. Yuk, kita simak bersama :)  .

Gambaran Umum
Pemandangan Gunung Salak dan Kota Bogor

Kota Bogor adalah salah satu kota yang ada di Indonesia. Kota ini berada di tengah-tengah wilayah Kabupaten Bogor dan merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Secara geografis Kota Bogor terletak diantara 106o 48’ BT dan 6o 26’ LS. 

Kota Bogor mempunyai rata-rata ketinggian minimum 190 m dan maksimum 330 m dari permukaan laut. Suhu rata-rata tiap bulan 33,9oC dengan suhu terendah 18,8oC dan suhu tertinggi 36,1oC. Kelembaban udara 90,8%, curah hujan rata-rata setiap bulan sekitar 352,5 – 576,1 mm.
Luas wilayah Kota Bogor sebesar 11.850 Ha, terdiri dari 6 kecamatan dan 68 kelurahan. Batas wilayahnya sebagai berikut:

  • Sebelah utara berbatasan dengan Kec. Kemang, Bojong Gede, dan Kec. Sukaraja , Kabupaten Bogor. 
  • Sebelah timur berbatasan dengan Kec. Sukaraja dan Kec. Ciawi, Kabupaten Bogor. 
  • Sebelah barat berbatasan dengan Kec. Darmaga dan Kec. Ciomas. Kabupaten Bogor.
  • Sebelah selatan berbatasan dengan Kec. Cijeruk dan Kec. Caringin, Kabupaten Bogor.

Jika dilihat dari lingkup Pulau Jawa, terlihat bahwa Kota Bogor menduduki wilayah yang sangat kecil di tengah bagian barat Pulau Jawa. Terlihat juga, bahwa kota ini dikelilingi Kabupaten Bogor dan sangat dekat dengan Kota Depok. Kota Bogor sangat dikenal sebagai bagian dari Jabodetabek (Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi), yang sekarang menjadi Jabodetabekpunjur (dengan tambahan Puncak dan Cianjur).



Sejak tahun 1977, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta telah menetapkan bahwa wilayah Botabek sebagai wilayah penyangga kota Jakarta. Hal ini disebabkan karena terlalu padatnya kota Jakarta untuk menampung semua aktivitas pemerintahan, perdagangan, dan industri. Berdasarkan hal tersebut pemerintah mulai mengatur pembangunan dan peruntukan wilayah di Jabotabek. Untuk aktivitas pemerintahan, tetap dikonsentrasikan di wilayah Jakarta Pusat. Pada tahun 1995, Presiden Soeharto pernah berencana untuk memindahkan pusat pemerintahan negara ke daerah Jonggol, di Kabupaten Bogor. Tetapi ide tersebut tidak dapat terlaksana dikarenakan krisis keuangan yang melanda Indonesia pada tahun 1997.

Kependudukan
Penduduk Kota Bogor pada tahun 2014 terdapat sebanyak 1.030.720 jiwa, yang terdiri atas 523.479 laki-laki dan 507.241 perempuan. Dibandingkan dengan tahun 2013, jumlah penduduk Kota Bogor pada tahun 2014 bertambah sebanyak 17.701 jiwa, atau meningkat sebesar 1,75%. Dengan luas wilayah 118,50 km2, kepadatan penduduk di Kota Bogor pada tahun 2014 mencapai 8.698 jiwa/km2. Penduduk masih didominasi pemeluk agama Islam sebesar 955.708 jiwa, diikuti oleh agama Protestan sebesar 41.282 jiwa, jumlah pemeluk agama paling kecil adalah agama Konghucu yaitu sebesar 340 jiwa. Berdasarkan tingkat pendidikan, Kota Bogor dapat dianggap sudah baik, dengan dominasi penduduk tamatan SLTA sebesar 124.847 jiwa, diikuti oleh tamatan SLTP sebesar 62.860 jiwa, kemudian untuk tamatan Diploma I/II/III/Akademi/Universitas juga cukup besar, yaitu sebesar 50.440 jiwa.

Ekonomi
Dalam hal ekonomi, Kota Bogor terus mengalami peningkatan dan kemajuan. Realisasi penerimaan dari Pendapatan Asli Daerah (PAD) pada tahun 2013 mengalami peningkatan sebesar 54,4% dibanding tahun 2012. Dapat dilihat bahwa ini adlah peningkatan yang signifikan. Penyebab utamanya adalah terjadinya kenaikan pendapatan.

Kota Bogor memposisikan sektor perdagangan menjadi salah satu sektor ekonomi andalan di daerah ini. Secara umum perkembangan ekonomi Kota Bogor dapat dilihat dari laju pertumbuhan PDRB menurut lapangan usaha atas dasar harga konstan. Laju pertumbuhan Kota Bogor tahun 2013 adalah sebesar 5,68%. Struktur ekonomi di Kota Bogor tahun 2013 masih tetap di dominasi oleh sektor perdagangan, hotel, dan restaoran dengan kontribusi sebesar 35,76%, diikuti oleh sektor industri pengolahan sebesar 27,48%. Sedangkan, sektor pertanian merupakan kontributor terendah dengan sumbangan sebesar 0,17%.

Sosial Budaya


Dalam hal sosial budaya, lokasi Kota Bogor yang terletak di perbatasan antara Provinsi Jawa Barat dan Provinsi DKI Jakarta sangat mempengaruhi kehidupan masyarakatnya. Bahkan, terkadang Kota Bogor diklasifikasikan sebagai bagian dari Provinsi DKI Jakarta, namun sebenarnya Kota Bogor juga tidak dapat dipisahkan dari kesatuan Provinsi Jawa Barat.

Berkaitan dengan itu, dalam perkembangannya masyarakat Kota Bogor memiliki dinamika kehidupan yang sangat beragam. Namun, secara umum dapatlah dilihat dua corak utama, yaitu masyarakat asli Kota Bogor (masyarakat tradisional) yang masih mempertahankan kebudayaan Sunda dan masyarakat kota yang mulai mengembangkan budaya perkotaan, namun masih mendapat pengaruh budaya Sunda akibat intensnya interaksi antar masyarakat.

Dalam kehidupan masyarakat asli, Budaya Sunda yang paling dikenal oleh masyarakat Bogor lainnya adalah pelaksanaan Upacara Seren Taun Guru Bumi di Kaki Gunung Salak, upacara ini merupakan simbolisasi dari keberhasilan panen. Upacara ini sangat kental dengan Budaya Sunda karena selain diramaikan oleh pertujukan Angkung Gubrag, juga dalam ritualnya banyak menggunakan instrumen tradisional Sunda, seperti Jempana dan Dongdang yang merupakan makanan tradisional dan hasil usaha tani (Puniman, 2006 : 68). Di samping itu, yang menarik pula apabila kita amati budaya yang berkembang dalam masyaraka perkotaan. Bila kita amati secara lebih seksama, terdapat percampuran antara budaya Betawi dan Budaya Sunda. Misalnya, dalam percakapan sehari-hari sering kita temukan pernyataan “Gua Geleuh sama Lu”. Kata “Gua” merupakan bagian dari bahasa Betawi, sedangkan kata “Geleuh” merupakan Bahasa Sunda. Oleh karena itu pula, mungkin, terjadi perubahan sifat Bahasa Sunda yang bila dibandingkan dengan Bahasa Sunda yang digunakan di wilayah Bandung, Bahasa Sunda Bogor terkesan lebih kasar.

Prasarana-Sarana
Untuk fasilitas dan utilitas di Kota Bogor dapat dikatakan sudah lengkap dan cukup memadai untuk memenuhi kebutuhan dasar masyarakat. Namun, tidak dapat dipungkiri masih banyak masalah yang ditemui. Untuk jaringan transportasi, hampir semua jalan di wilayah Kota Bogor sudah diaspal. Hingga tahun 2014, panjang jalan yang sudah diaspal mencapai 90,69%. Namun, jalan beton hanya sekitar 2,10% dan sisanya masih kerikil dan tanah. Jalan dengan kondisi baik mencapai 47,40%, kondisi sedang mencapai 40,79% dan sisanya 11,81% dalam kondisi rusak ringan hingga berat.

Selain itu, masalah drainase juga cukup sering terjadi. Apabila hujan, beberapa perumahan di Bogor terendam banjir cukup parah. Kemudian, transportasi umum di Kota Bpgor didominasi oleh angkutan kota, atau biasa disebut angkot. Bahkan, ada yang menujuluki kota yang saat ini dipimpin oleh Walikota Bima Arya Sugiarto sebagai ‘Kota Sejuta Angkot’.

Angkot memang membantu memenuhi kebutuhan akan pergerakan penduduk Kota Bogor. Namun, sampai saat ini keberadaan angkutan kota di Bogor sudah terlalu banyak, dan pengemudinya cenderung tidak mengikuti peraturan, sehingga kemacetan tidak dapat dihindari.


Macet karena Angkot


Pariwisata
Kota Bogor merupakan salah satu Kota Pariwisata di Indonesia. Pariwisata merupakan salah satu sektor unggulan yang perlu diberdayakan, karena selain sebagai sumber penerimaan daerah, serta pengembangan dan pelestarian seni budaya Kota Bogor, juga membangkitkan sektor perekonomian masyarakat Kota. Banyak sekali objek pariwisata yang bisa dikunjungi di Bogor. Salah satunya adalah Kebun Raya Bogor.

Kebun Raya Bogor yang memiliki luas hampir 80 hektar adalah sebuah kebun botani yang disekitarnya tersebar pusat-pusat keilmuan, yaitu Herbarium Bogoriense, Museum Zoologi Bogor, dan PUSTAKA. Kebun Raya Bogor yang dianggap sebagai kebun raya paling tua di Asia ini, telah dikembangkan sejak zama Kerajaan Sunda Kelapa. Disini, banyak sekali ragam flora yang bisa diamati. Banyak juga rusa-rusa lucu yang siap menjadi objek foto.

Selain itu, masih banyak objek wisata di Kota Bogor, diantaranya adalah Istana Bogor yang merupakan tempat kediaman Presiden, kawasan pedesaan Situ Gede, Museum Zoologi, Taman Topi, dan masih banyak lagi.



Fungsi
Berdasarkan tipologi (besarkan dan fungsi utama) kota di Indonesia tahun 2015, besaran Kota Bogor adalah kota besar dengan fungsi kota sebagai Pusat Kegiatan Wilayah (PKW), yang didominasi kegiatan industri, permukiman, perdagangan, dan jasa. Dalam hal ini, PWK Kota Bogor mencakup Kabupaten Bogor, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Cianjur, dan Kota Sukabumi.

Dampak dari PKW menimbulkan interaksi antara Kota Bogor dengan kota disekitarnya. Dijelaskan lebih lanjut sebagai berikut:

  • Ke arah Jakarta, Tangerang, Depok, dan Bekasi. Karena didukung dengan aksesibilitas yang baik dan lengkap (jalan tol, jaringan rel kereta api, dan jalan raya utama), interaksi yang terjadi antara lain, arus distribusi barang dan jasa dan arus kegiatan perdagangan. Selain itu, terjadi arus pergerakan manusia yang masuk dan keluar Kota Bogor yang besar tiap harinya.
  • Ke arah Kabupaten Cianjur, Kabupaten Sukabumi, Kabupaten Bogor, dan Kota Sukabumi. Karena didiukung dengan aksesibilitas yang kurang baik dan kurang lengkap (jaringan rel kerta api dan jalan raya utama), interaksi yang terjadi adalah arus ditribusi barang dan jasa (komoditi utama pertanian) dan arus kegiatan yang lain. Selain itu, terjadi arus pergerakan manusia yang migrasi ke Kota Bogor yang besar tiap harinya.

Kota Bogor dalam konteks regional memiliki fungsi sebagai kota penyangga DKI Jakarta yang merupakan ibukota negara. Hal ini dikarenakan posisi Kota Bogor yang sangat dekat dengan Kota Jakarta, jaraknya sebesar 59 km. Sehingga,  secara langsung maupun tak langsung, Kota Bogor terkena dampak perkembangan ibukota yang sangat pesat sehingga juga mempengaruhi perkembangan Kota Bogor. Dalam Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat No. 22 Tahun 2010 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Provinsi Jawa Barat 2009-2029, dijelaskan bahwa:

Kota Bogor, bersama dengan Kota Depok dan Kota Bekasi, diarahkan sebagai kota terdepan yang berbatasan dengan ibukota negara yang merupakan bagian dari pengembangan Kawasan Strategis Nasional Jabodetabekpunjur untuk mendorong perkembangan Pusat Kegiatan Nasional kawasan perkotaan Jabodetabek, menjadi simpul pelayanan dan jasa perkotaan, serta mengembangkan sektor perdagangan, jasa dan insdustri padat tenaga kerja.”

Sebagai KSN, kawasan Kota Bogor yang merupakan bagian dari Jabodetabekpunjur mempunyai peran sebagai pusat pengembangan kegiatan perekonomian wilayah dan nasional sekaligus sebagai kawasan konservasi air dan tanah serta keanekaragaman hayati yang dapat menjamin tingkat kesejahteraan sosial dan ekonomi masyarakatnya. Secara geopolitik, kawasan Jabodetabekpunjur merupakan potret dari sistem negara. Keberhasilan pengelolaan pembangunan di Jabodetabekpunjur merupakan cerminan keberhasilan pembangunan di Indonesia. Dengan demikian, kawasan Jabodetabekpunjur perlu dikelola dengan baik, karena kedua fungsi utama yang sering didikotomikan, yaitu fungsi ekonomi dan fungsi lingkungan berada pada kawasan ini.

Potensi dan Permasalahan

Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, Kota Bogor masih menghadapi permasalahan yang berhubungan dengan prasarana dan sarana, yaitu masalah banjir dan kemacetan. Sama seperti wilayah-wilayah lain di Indonesia, Kota Bogor juga masih bergelut dengan masalah kemiskinan. Penduduk miskin Kota Bogor pada tahun 2013 sebanyak 83,3 ribu orang dengan presentase sebesar 8,19%.

Kemudian, Kota Bogor secara teritorial mencakup daerah yang cukup sempit. Saat ini didominasi oleh pasar, pusat perbelanjaan, kantor-kantor, dan berbagai objek wisata. Fakta ini menunjukkan bahwa Bogor pada dasarnya merupakan kota yang berkembang cepat dan hanya menyediakan sedikit ruang untuk perkembangannya. Sangat tidak memungkinkan untuk membangun lebih lanjut tempat tinggal berupa perumahan yang akan menghabiskan lahan tanpa bersaing dengan pembangunan ekonomi yang sama-sama berkembang pesat.

Hal ini diperparah dengan padatnya Kota Bogor. Menurut Survei Sosial Ekonomi Daerah (SUSEDA) 2014 Kota Bogor, kepadatan kota tahun 2013 yaitu 8549 jiwa/km2, dan data ini mencerminkan masalah serius dan bisa menjadi pemicu berbagai jenis masalah lainnya apabila tidak diantisipasi secara baik.

Namun, selain masalah yang dihadapi, Bogor adalah sebuah kota dengan berjuta potensi didalamnya. Jika kita bicara liburan, maka kita tahu bahwa Bogor adalah salah satu pilihan terbaik. Kita tahu bahwa Bogor bertumpu pada sektor pariwisata, dan Bogor adalah sebuah surga nyata bagi para pelancong. Sebuah kota yang penuh dengan objek wisata, juga pusat hiburan tradisional maupun modern, lengkap dengan wisata kuliner berkualitas yang tersedia di seluruh penjuru kota.

Namun, sayangnya Kota Bogor belum terlalu dikenal sebagai Kota Pariwisata. Masih banyak pembenahan yang perlu dilakukan agar potensi pariwisata di Kota Bogor dapat semakin dikembangkan, termasuk penyelesaian masalah-masalah yang dijelaskan sebelumnya. Tambahan lain pada lingkup kepariwisataan internasional, kedekatan Kota Bogor dengan Jakarta juga sebagai salah satu pintu masuk utama wisatawan internasional, merupakan salah satu peluang untuk pengembangan pariwisata.

Selain itu, keberadaan letaknya yang strategis merupakan potensi untuk pengembangan pembangunan, pertumbuhan ekonomi dan pelayanan, pusat industri nasional, perdagangan, transportasi, dan komunikasi.

Komentar